Dermatitis Atopika

Share :

Pengertian
Dermatitis Atopika Adalah penyakit inflamasi yang ditandai dengan erupsi kulit makulo papuler dengan kemerahan, memberi keluhan gatal yang sangat dengan penyebaran yang khas, berkembang menjadi lesi kulit dengan likenifikasi kering, ekskoriasi dan eksudasi. Sifatnya menurun ( heriditer ), ditandai dengan riwayat keluarga dengan asma, rinitis alergika atau dermatitis atopika.

Patofisiologi :
1. Gangguan pada Cell Mediated Immunity.
Secara in vitro dapat dibuktikan adanya :
  • Penurunan proliferasi limfosit terhadap mitogen.
  • Penurunan kemotaksis terhadap sel monosit dan polimorfonuklear.
  • Gangguan ini hilang pada waktu remisi, menunjukkan bahwa sifatnya adalah sementara.
  • Penurunan jumlah sel T8 ( suppresor T cell )
  • Penurunan regulasi IgE oleh sel T8.
2. IgE.
80 – 90 % dari penderita Dermatitis Atopik menunjukkan kadar IgE yang tinggi. Proses patologinya melalui IgE dependent late phase response. Dua molekul IgE pada FcI reseptor pada sel Mast atau basofil setelah dijembatani oleh antigen akan mengaktifkan sel mengeluarkan isi granulanya berupa histamin, heparin dan tryptase P ( preformed mediator ). Sementara itu Phospholipase dan metiltransferase dari membran mengkatalisa phospholipid menjadi asam arachidonat, selanjutnya dioksidasi menjadi leukotrien, prostaglandin. Mediator-mediator ini menyebabkan kelainan pada kulit.
3. Hipersensitifitas terhadap makanan.
Makanan sebagai alergen mengaktifasi reaksi imunologis yang melibatkan IgE.
4. Respons reseptor beta adrenergik yang tidak normal.
5. Produksi keringat yang meningkat.
Pada penderita Dermatitis Atopik ada kecenderungan peningkatan produksi keringat sehubungan dengan rangsangan udara panas, latihan dan emosi. Berkeringat menimbulkan rasa gatal sehingga penderita menggaruk, meningkatkan terjadinya dermatitis dan ekskoriasi.
6. Produksi sebum menurun, menyebabkan meningkatnya kehilangan air menimbulkan xerosis.

Gejala Klinis / Symptom :
Ada 4 stadium gejala klinis :
1. Infantil Atopic dermatitis
2. Childhood Atopic dermatitis
3. Adolescence Atopic dermatitis
4.Adult Atopic dermatitis

1. Stadium Infantil Atopic dermatitis :
Gejala mulai lebih awal dari usia 8 bulan dengan tanda-tanda dermatitis seboroika dan eritema mulai pada pipi, dahi, kepala, tangan, kaki, badan, telinga dan daerah anorektal. Lesi berupa eritema yang kasar dan kering. Rasa gatal menyebabkan bayi menjadi mudah terangsang ( iritable ) dan tidurnya terganggu. Pada 18 bulan lesi bisa meliputi seluruh ekstremitas terutama daerah fleksor.
2. Stadium Childhood Atopic dermatitis :
Merupakan lanjutan dari stadium Infantil Atopic dermatitis dengan ada periode sembuh diantaranya. Gambaran yang khas adalah kulit yang kering ( xerosis ) terutama pada lipatan antekubiti dan lipatan poplitea daerah fleksor, sudut mulut dan daun telinga. Lesi bersifat kurang eksematis tapi lebih kering disertai papula dengan diameter antara 0,5 – 1 mm.
3 & 4 . Stadium Adolescence dan Adult :
Lesi terutama berupa bercak luas likenifikasi dikelilingi papula yang mengalami krustasi. Lokasi terutama pada lipatan antekubiti dan lipatan poplitea, muka, leher, kelopak mata, pergelangan tangan/kaki.

Cara Pemeriksaan :
Cara pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa meliputi :
1. Anamnesa :
  • Riwayat penyakit
  • Riwayat pengobatan
  • Hubungan dengan makanan
  • Masalah yang dihadapi misalnya infeksi kulit
  • Riwayat keluarga.
2. Pemeriksaan Fisik :
  • Sifat lesi
  • Distribusi dari lesi
  • Derajat kekeringan/inflamasi
  • Respon terhadap tekanan benda tumpul
  • Tanda-tanda alergi lain misalnya rinitis alergika, asma bronkiale.
3. Pemeriksaan Laboratorium :
  • Hitung Eosinofil : untuk mengetahui adanya atopi
  • Hematokrit
  • Hapusan mukosa hidung
  • Kultur kuman L untuk mengetahui adanya komplikasi infeksi dan menentukan pengobatan.
  • Uji kulit : untuk mengetahui adanya IgE spesifik pada sel Mast pada kulit.
  • IgE total dan spesifik.
Diagnosa Banding :
Beberapa penyakit kulit menyerupai dermatitis atopik :
1. Dermatitis Seboroika :
Terjadi terutama pada bayi, sangat menyerupai Dermatitis Atopik. Mulai pada minggu 2 – 10 setelah lahir, seringkali menghilang 3 – 4 minggu. Gambaran kelainan kulit terutama eritema dan pembentukan sisik berbatas jelas berbentuk bulat atau oval melebar, ada kemungkinan menyatu. Sisik berwarna kecoklatan berminyak terutama daerah kepala dan fleksor. Infeksi sekunder sering oleh kandida albikan.
2. Leiner’s disease ( Erythroderms desquamativa ) :
Adalah dermatitis eksfoliativa pada bayi. Biasanya disertai pembesaran kelenjar regional dan diare yang berkepanjangan. Satu bentuk familial dari penyakit ini adalah defisiensi komplemen 5. Tanda-tandanya adalah kegagalan pertumbuhan, diare dan sepsis berulang.
3. Kandidiasis kulit.
Lokasi biasanya pada daerah sela-sela yang basah. Lesi berupa eritema dengan batas tajam disertai sisik dikelilingi oleh vesikula atau pustula.
4. Lichen simplex chronicus
5. Dermatitis kontak
6. Reaksi obat
7. Chronic Exfoliative Dermatitis
8. Psoriasis

Komplikasi :
1. Infeksi kulit dengan bakteri dan virus :
  • Impetigo
  • Folikulitis
  • Abses
  • Vaccinia
  • Moluskum kontagiosum
  • Herpes.

2. Pada mata :
  • Keratoconus
  • Katarak.
3. Nefritis.

Penatalaksanaan Medik :
Penatalaksanaan meliputi 2 bagian :
1. Perawatan kulit.
2. Perawatan umum.
Perawatan Kulit :
Fase akut : jika dalam keadaan inflamasi : oozing dan krustasi sebaiknya diberi antibiotika. Wet dressing dengan solusio Burowi selama 15 – 30 menit 4 kali sehari membantu mengurangi inflamasi dan menghilangkan krusta dan eksudat. Dilakukan tidak lebih dari 3 hari.
Fase sub akut dan kronis : cuci dengan air dan penggunaan emolient dan kortikosteroid.

Perawatan Umum :
  • Mengatasi infeksi
  • Antihistamin : Hydroxizin ( Atarax ) dimulai dengan 10 mg tiap 6 jam naikkan 5 mg tiap 3 – 5 hari sampai gatal dihilangkan. Bisa juga diberi Diphenhydramin (Benadryl).
  • Diet.
  • Kontrol lingkungan pada penderita yang sensitif terhadap debu kapuk, bulu kucing, bulu anjing.
  • Konsultasi psikologi pada penderita dengan pencetus emosi.
  • Imunoterapi : merupakan bagian dari desensitisasi terhadap alergi debu rumah pada penderita atopik dermatitis yang menyertai Asma bronkiale.
Tags : Atopic dermatitis, Dermatitis Atopik, Protap Dermatitis Atopik, Prosedur tetap Dermatitis Atopik, Penatalaksanaan Dermatitis Atopik, Pengertian Dermatitis Atopik, Gejala Dermatitis Atopik, Pengobatan Dermatitis Atopik, Patofisiologi Dermatitis Atopik

0 comments:

Baca Juga

First Aid

Popular Posts

Terbaru

Baca Juga

Followers

Statistic

Free Page Rank Tool TopOfBlogs

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Copyright@2009-2012 By Penatalaksanaan Medik | supported by Nurse | Powered By Blogger
Home | Gawat Darurat | Prosedure | Tinjauan Medis | Picture
Contact | Privacy Policy