Suatu reaksi abnormal (hipersensitif) yang bersifat khas, yang timbul pada penderita atopi, bila terjadi kontak dengan suatu bahan (antigen/alergen) yang pada orang normal tidak menyebabkan reaksi apapun. Reaksi yang dimaksud ialah bersin-bersin paroksismal, pilek encer, dan hidung buntu.
ETIOLOGI
Alergen:
- Inhalan : debu rumah, debu kapuk, jamur, bulu hewan, dsb.
- Ingestan : buah, susu, telur, ikan laut, kacang-kacangan dsb.
PATOFISIOLOGI
Sebagai manifestasi reaksi antigen antibodi pada hidung sebagai "shock organ", timbul dilatasi, peningkatan permeabilitas pembuluh darah kapiler, sehingga timbul oedema Karena terjadi peningkatan sekresi kelenjar, maka timbul sekresi yang encer.
Terjadi penumpukan eosinofil di daerah reaksi dan sekitarnya.
GEJALA KLINIK
- Serangan timbul bila terjadi kontak dengan alergen penyebab.
- Didahului rasa gatal pada hidung, mata, atau kadang-kadang palatum mole.
- Bersin-bersin paroksismal, pilek encer dan buntu hidung.
- Gangguan pembauan, mata sembab dan berair, kadang-kadang disertai sakit kepala.
- Mungkin ada manifestasi alergi pada organ lain.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi ( misalnya panas badan ).
- Mungkin ada riwayat alergi pada keluarga.
DIAGNOSIS
1. Anamnesis yang lengkap dan cermat.
2. Pemeriksaan:
Rinoskopi anterior : konka oedema dan pucat, sekret seromusinus.
Pemeriksaan tambahan:
- Eosinofil sekret hidung. Positif bila >= 25 %.
- Eosinofil darah .Positif bila > 400 / mm.
- Teskulit: "Prick test".
- X foto Water’s, bila dicurigai adanya komplikasi sinusitis.
- Bila diperlukan dapat diperiksa: * IgE total serum ( RIST dan PRIST ). Positif bila > 200 IU.
- Ig E spesifik ( RAST ).
DIAGNOSIS BANDING
- Rinitis akut ("Infectious Rhinitis"): ada keluhan panas badan, mukosa hiperemis, sekret mukopurulen.
- Rinitis karena Iritan ("Irritan Contact Rliinitis") : karena merokok, iritasi gas, bahan imia, debu pabrik, bahan kimia pada makanan.
- Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis yang cermat, pemeriksaan alergi yang negatif.
- Rinitis medikamentosa ("Drug Induced Rhinitis") : karena penggunaan tetes hidung dalam jangka lama, reserpin, klonidin, alfa metildopa, guanetidin, klor promasin, dan fenotiasin yang lain.
- Rinitishormonal("HormonallylnducedRliinitis"): Pada penderita hamil,hipertiroid, penggunaan pil KB.
- Rinitis vasomotor
PENYULIT
- Sinusitis paranasal (tersering sinusitis maksilaris).
- Polip hidung.
- Otitis media.
TERAPI
1. Hindari alergen penyebab.
2. Simtomatik:
- Antihistamin ( pada saat serangan dapat dipakai CTM 3 x 2-4 mg atau Loratadin/ Astemizole 1 x 10 mg sehari ).
- Kortikosteroid (Deksametason, Betametason), ingat kontra indikasi.
- Diberikan dengan "tappering off".
- Dekongestan lokal: tetes hidung. Larutan Efedrin 1/2-1%, atau Oksimetazolm 0.025% - 0.05%, bila diperlukan, dan tidak boleh lebih dan seminggu.
- Bila perlu buntu hidung dapat diterapi dengan kaustik konka inferior.
- Dekongestan oral: Psedoefedrin, 2 - 3 x 30 - 60 mg sehari.
- Olah raga pagi.
- Makanan yang baik.
0 comments:
Post a Comment